Pemerintah Upayakan Harga Listrik EBT Tetap Murah Dibandingkan Listrik Berbasis Fosil

Pemerintah Upayakan Harga Listrik EBT Tetap Murah Dibandingkan Listrik Berbasis Fosil

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengupayakan harga listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) akan lebih mudah dibandingkan energi berbasis fosil. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu mengatakan, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan upaya terkait implementasi transisi energi. "Banyak hal yang kita pikirkan dan hitung supaya cermat, terukur, bagaimana transisi ini bisa tercapai, dengan catatan kelistrikan tetap andal dan harga listrik tetap terjangkau meski transisi energi kita lanjutkan," ungkap Jisman dalam peresmian Indonesia Energy Transition Implementation Joint Office di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Tak hanya soal keterjangkauan harga, Jisman menegaskan transisi energi harus mewujudkan ketahanan energi nasional. Diketahui, banyak negara berada di persimpangan jalan di mana mereka harus mencari keseimbangan antara memenuhi kebutuhan energi nasional sambil bersama sama berkomitmen dalam penurunan emisi yang dituangkan ke dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Untuk itu dibutuhkan perencanaan yang matang dalam mengelola ketenagalistrikan di Indonesia.

Makan Malam Enak di Mail Lesehan Jakarta Selatan, Surganya Penyetan dengan Tiga Jenis Sambal Viral Pedagang di Lengkong Kecil Bandung Disebut Mirip Komika Arafah, Tersipu Disanjung Pembeli Pemerintah Upayakan Harga Listrik EBT Tetap Murah Dibandingkan Listrik Berbasis Fosil

Tempat Makan Siang Enak di Mojokerto, Banyak Pilihan Kuliner yang Sempat Viral di TikTok Jenderal Sulsel di Belakang Anies Baswedan, Terbaru Mayjen Andi Muhammad Mappanyukki Hunting Street Food di Jalan Suryakencana, Ini 5 Kuliner Bogor yang Khas dan Terkenal Enak

Pemerintah Percepat Program Gasifikasi Pembangkit Listrik, Ini Manfaatnya Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4 Saat ini Pemerintah tengah melakukan revisi Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) Tahun 2019 2038 menjadi Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) Tahun 2023 2060, yang mengatur arah pengembangan penyediaan listrik di Indonesia.

"Kita sedang menyiapkan rencana umum ketenagalistrikan nasional sampai 2060, nanti kita siapkan langkah langkah yang akan kita lakukan di sektor ketenagalistrikan terutama seperti apa yang eksisting," papar Jisman. "Kemudian PLTU nanti yang baru seperti apa, bagaimana mengisi demand yang ada, kemudian porsinya seperti apa," pungkasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, harga listrik berbasis fosil saat ini masih lebih murah dibandingkan yang bersumber dari EBT.

Untuk itu, utilisasi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia terus dioptimalkan sejalan dengan potensinya yang melimpah. Pengembangan teknologi energi bersih disebut dapat mengakselerasi tercapainya skala keekonomian harga EBT yang dinilai semakin kompetitif dan mulai dilirik para investor energi. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, harga listrik dari pembangkit EBT sudah hampir mendekati harga listrik berbasis fosil, bahkan ada yang lebih efisien.

Perkembangan positif ini membuat keseimbangan persaingan usaha antara EBT dan energi fosil. Dengan begitu, pemerintah punya alasan kuat untuk menjadikan EBT sebagai sumber energi. Kemajuan dalam teknologi energi terbarukan, khususnya pada sektor pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan angin (PLTB), telah memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi sehingga berdampak terhadap penurunan biaya produksi listrik yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit energi fosil.

"Secara keekonomian PLTB Sidrap dan PLTB Jeneponto di 2016, kontrak listriknya yang ditandatangan dan disetujui oleh Menteri ESDM, harganya itu 10,9 sen dolar AS per kilo Watt hour (kWh)" ucap Dadan dalam keterangannya, dikutip Senin (18/12/2023).